您的当前位置:首页 > 知识 > Produsen Benang di Bandung Ancam Tutup Pabrik Jika BMAD POY dan DTY Diberlakukan 正文
时间:2025-05-24 13:52:57 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Jakarta - Wacana penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) terhadap benang POY dan DTY quickq官方下载电脑版
Wacana penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) terhadap benang POY dan DTY terus ditentang oleh pelaku industri tekstil. Mereka menilai kebijakan ini akan mengganggu ekosistem industri dan berpotensi memicu gulung tikarnya sejumlah perusahaan, yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Salah satu produsen benang asal Bandung, Amril Firdaus, mengungkapkan bahwa isu BMAD ini telah berlangsung sejak setahun lalu, merujuk pada surat penyelidikan dari Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI).
"Kami telah menyampaikan surat bahwa kami mengimpor bahan baku POY. Jika BMAD diberlakukan, kami akan kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku," ujar Firdaus di Bandung.
Menurutnya, kebutuhan benang dalam negeri masih jauh dari terpenuhi berdasarkan data yang ia ketahui. "Jika BMAD POY dan DTY tetap diterapkan, dampaknya akan sangat besar bagi pabrik kami. Bahan baku pasti naik, dan kami terancam tutup," tegasnya.
Firdaus menjelaskan, saat ini margin keuntungan per produknya hanya sekitar Rp500–Rp1.000. Jika BMAD naik 5% saja, biaya produksi akan melonjak Rp1.500 per unit, sehingga usahanya justru merugi. "Kami terpaksa menutup pabrik jika hal itu terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Petisi Bersama Pelaku Usaha Industri Tekstil Menolak BMAD Benang POY dan DTY
Ia meminta perlindungan pemerintah untuk industri tekstil. "Kenaikan 5% saja sudah mematikan kami, sementara laporan terakhir menyebutkan angka BMAD bisa mencapai 5–40%," jelasnya.
Saat ini, Firdaus bersama ratusan pelaku industri tekstil lainnya menolak kebijakan BMAD. Mereka telah mengajukan data kepada KADI untuk memperkuat argumen.
"Dampaknya akan sangat besar jika BMAD ini tetap diberlakukan. Saya tidak anti-BMAD, tetapi kebijakan ini seharusnya diterapkan pada produk jadi seperti kain atau garmen. Itu akan lebih melindungi industri tekstil Indonesia," tegasnya.
Ia meyakini, dengan dukungan pemerintah, Indonesia mampu bangkit dan kembali menjadi negara swasembada tekstil. "Saya yakin Indonesia bisa kembali seperti era 1990-an, saat kita bahkan menjadi pemasok bagi China," pungkasnya.
quickq怎么样2025-05-24 13:50
Cara Mudah Belajar Bahasa Inggris, Korea dan Jepang Mudah2025-05-24 13:38
VIDEO: Penampakan Katedral Notre Dame Sebelum2025-05-24 13:37
Jadwal Salat dan Imsakiyah Jakarta Hari Ini 28 Maret 20232025-05-24 13:24
quickq软件官方下载2025-05-24 13:21
Geger, Petugas Kebersihan Makam Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Pesanggrahan2025-05-24 13:17
BMKG Petakan Daerah Berpotensi Kekeringan di Musim Kemarau, Simak Wilayahnya2025-05-24 12:57
Diduga Korleting Listrik, Sebuah Yamaha R15 Hangus Terbakar di Kembangan Jakbar2025-05-24 12:35
quickq手机版官网2025-05-24 11:34
Kuasa Hukum Putri Candrawathi Sindir Pengacara Brigadir J, 'Advokat tapi Gayanya kaya Ahli Nujum'2025-05-24 11:20
Rayakan Lebaran 2024, Prabowo Gelar Open House Terbatas di Kertanegara2025-05-24 13:31
Yamaha Gear Ultima Tawarkan Solusi Transportasi Keluarga yang Praktis dan Nyaman2025-05-24 13:27
Sensasi Menakjubkan Naik Kereta Harry Potter, Hogwart Express2025-05-24 13:01
Soroti Putusan Kontroversial PN Jakpus, Anggota DPR Duga Ada Pihak yang Ingin Gagalkan Pemilu 20242025-05-24 12:57
Copot Baliho Garbi, Pemkot Depok Berlagak Otoriter2025-05-24 12:41
Surat Makkiyah Artinya: Pengertian, Ciri, Jenis, Keutamaan, dan Perbedaannya dengan Surat Madaniyah2025-05-24 12:37
Jadwal Buka Puasa Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangsel Kamis 13 April 20232025-05-24 11:59
Mengenal Pengertian Power Supply dan Cara Kerjanya2025-05-24 11:51
Polda Papua Barat Dalami Unsur Pidana di Keributan Anggota TNI AL dan Oknum Brimob di Sorong2025-05-24 11:50
Spesifikasi Lengkap bZ5, Mobil Listrik dari Toyota2025-05-24 11:39