时间:2025-06-06 16:34:17 来源:网络整理 编辑:娱乐
Warta Ekonomi, Jakarta - Polusi dari pembakaran batubara kini menjadi sorotan serius Kementerian Lin quickq苹果版加速器
Polusi dari pembakaran batubara kini menjadi sorotan serius Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam momentum Hari Kehati dan Hari Lingkungan Hidup 2025, Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengungkap data mengejutkan: ada lebih dari 1.000 tungku bakar industri yang tersebar di sekitar 57 titik kawasan industri di wilayah Jakarta.
"Paling tidak menurunkan dulu intensitas kegiatan pembakaran bahan bakar, batu bara terutama, yang disinyalir menjadi penyebab utama mutu kualitas udara turun drastis,” ujar Hanif dalam konferensi pers di TMII, Jakarta (22/5/2025).
Dampak dari emisi batubara ini bukan main-main. Tak hanya sekadar membuat napas terasa sesak, zat-zat beracun dari pembakaran batubara bisa memicu hujan asam, memperparah asma, bahkan mengancam sistem saraf manusia. Berikut fakta tentang emisi batubara.
1. Emisi Batubara Dua Kali Lebih Mematikan dari PM2.5
Selain partikel halus, batubara melepaskan senyawa beracun seperti arsenik, timbal, merkuri, formaldehida, dan benzo[a]pyrene. Zat-zat ini bisa merusak sistem saraf, hati, dan menyebabkan mutasi genetik. Merkuri bahkan bisa masuk ke rantai makanan lewat ikan dan meracuni otak anak-anak. Polusi ini diam-diam mematikan.
2. SO₂ dan NOx Bisa Sebabkan Hujan Asam
SO₂ (Sulfur Dioksida) adalah gas hasil pembakaran batubara yang bisa memicu hujan asam dan merusak tanaman serta bangunan. NOx (Nitrogen Oksida) berperan dalam pembentukan ozon troposferik dan asap kabut (smog). Kedua zat ini memperparah asma, bronkitis, dan bisa memicu penyakit paru-paru kronis.
Anak-anak dan lansia jadi kelompok paling rentan terkena dampaknya.
3. Ancaman Merkuri
Banyak yang belum tahu bahwa batubara juga mengandung merkuri, arsenik, dan timbal. Logam berat ini ikut terlepas ke atmosfer saat batubara dibakar. Merkuri, khususnya, sangatberbahaya karena bisa masuk ke dalam rantai makanan—mengendap di ikan, lalu ke piring makan kita.
Dampaknya bukan main-main. Paparan merkuri jangka panjang dapat mengganggu sistem saraf, khususnya pada anak-anak dan janin. Efeknya bisa permanen, dari gangguan perkembangan hingga kecacatan.
4. Tungku Bakar Batubara Tersebar di Sekitar 57 Titik Kawasan Industri
Lebih dari 1.000 tungku industri tersebar di 57 titik kawasan sekitar Jabodetabek, seperti Marunda, Cakung, dan Bekasi. Polutan dari tungku ini tak hanya terhirup pekerja, tapi terbawa angin ke permukiman warga. Anak-anak dan lansia paling terdampak karena sistem
pernapasannya lebih rentan. Hanif menyebut, "Setidaknya kurangi dulu intensitas pembakaran bahan bakar, terutama batubara, karena ini penyebab utama turunnya mutu udara."
5. Potensi Penurunan Polusi 15% Jika Batubara Diganti Energi Terbarukan
Ini mungkin jadi secercah harapan di tengah kabut. KLH memperkirakan bahwa jika seluruh boiler industri di Jabodetabek beralih dari batubara ke energi terbarukan, polusi udara bisa turun hingga 15%. Angka ini cukup signifikan, terutama bagi warga yang setiap hari harus
berhadapan dengan kualitas udara buruk. Perubahan besar untuk mengatasi polusi udara memang bukan hal yang mudah serta dukungan dari banyak pihak.
Sambil menunggu langkah besar dari pemerintah dan industri, kita bisa mulai melindungi keluarga dengan cara praktis di rumah, yakni dengan penggunaan pembersih udara — seperti Levoit Everest Air.
Air purifier modern ini dilengkapi filter HEPA 13 canggih, ia mampu menangkap hampir semua partikel kecil yang tak terlihat—debu, alergen, dan polutan berbahaya—sehingga udara yang dihirup keluarga terasa lebih murni dan segar.
Luas cakupan hingga 130 m2 membuatnya cocok untuk ruang keluarga atau kamar tidur, sementara performanya yang kuat dengan CADR 612 m³ per jam memastikan sirkulasi udara selalu bersih tanpa henti. Yang tak kalah penting, konsumsi energi yang rendah—hanya 70 watt—membuat alat ini tetap ramah di kantong.
Novanto Betah Tidur di Rutan KPK? Ini Jawabannya..2025-06-06 16:32
Mengapa Liburan di Pantai Sering Bikin Perut Kelaparan?2025-06-06 16:29
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenperin Akan Tingkatkan Kualitas SDM Dalam Negeri2025-06-06 16:20
Maudy Ayunda Ogah Bawa Banyak Baju saat Melancong di Musim Dingin2025-06-06 16:01
Bank DKI dan Bank Maluku Malut Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank (KUB)2025-06-06 15:46
Bisakah Susu Ikan Jadi Alternatif Pengganti Susu Sapi? Ini Kata Ahli2025-06-06 15:28
Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Nifas Lengkap dengan Artinya2025-06-06 15:19
5 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Bikin Kamu Gagal Diet2025-06-06 15:15
Bakal Disebar Lagi, Ini yang Terjadi Jika Digigit Nyamuk Wolbachia2025-06-06 14:17
Emiten Hary Tanoe (BMTR) Pastikan Kesiapan Dana untuk Lunasi Obligasi dan Sukuk Ijarah Jatuh Tempo2025-06-06 13:52
Jelang Debat Capres2025-06-06 16:20
Jepang Pakai Sistem Baru untuk Turis Indonesia, Cegah Overstay Ilegal2025-06-06 16:07
Sektor Transportasi Disuntik Rp940 Miliar, Ekonomi Diharap Bergeliat2025-06-06 16:03
Puteri Pariwisata Tata Juliastrid Wakili Indonesia di Miss Cosmo 20242025-06-06 15:57
Dimintai Komentar Soal Ramalan Prabowo, Anies: No Comment!2025-06-06 15:47
Kunjungi LX International Korea, Mahasiswa Doktoral SB2025-06-06 15:34
Asuransi Kesehatan Sekarat karena Inflasi Medis, OJK Terbitkan SEOJK 7 2025! Begini Respon AAJI2025-06-06 14:55
5 Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan, Bikin Badan Langsing2025-06-06 14:54
JK Soroti Pembelian Alutsista Bekas: 1 Pesawat Harganya Rp 1 Triliun, Pantas Nggak?2025-06-06 14:37
Arsari Tambang Genjot Energi Bersih, ESG Ditegaskan Sebagai Arah Utama2025-06-06 14:35